Senin, 03 Juni 2013

Posted by Unknown
No comments | 23.28.00

Hari ini Pkl. 07:08 WIB Senin 3 Juni 2013

Jengkol, Menu Rakyat Berharga Mahal


MedanBisnis – Medan. Jengkol ikut memperkaya khasanah kuliner nusantara. Satu menu yang paling populer dari komoditas ini adalah semur jengkol, masakan khas Betawi yang telah merambah seantero negeri, bahkan negara-negara tetangga
Selain semur jengkol, menu lain yang juga populer setelah aneka menu dimodifikasi adalah jengkol goreng, rendang jengkol, sambal jengkol, jengkol balado, sambal terjong (terong jengkol, keripik jengkol hingga berbagai macam menu tradisional lainnya dari komoditas ini.
Rasa dan aromanya yang khas menjadikan bahan yang satu ini bisa diterima masyarakat Indonesia, khususnya mereka yang gila akan menu tradisional. Terkadang, karena aromanya yang sedikit menyengat, banyak juga yang tak menyukainya. "Tapi, kalau orang sudah terbiasa makan jengkol, pasti mereka akan ketagihan," kata Budianto, seorang penikmat menu jengkol di Medan, Minggu (2/6).

Warga Kecamatan Medan Kota ini mengaku sejak kecil telah menyukai jengkol karena rasanya yang sangat Indonesia. Jangan salah, selain rendang, sate, nasi goreng dan tempe, jengkol juga merupakan menu Indonesia yang telah mendunia.

Karena itu, sebagian besar warung makan di Medan tak ketinggalan menyediakan menu-menu dari jengkol tersebut. "Peminatnya sangat banyak," kata Sri Wahyuni, pemilik rumah makan di Jalan Krakatau. Tak tanggung-tanggung, katanya, dalam sehari pihaknya bisa menghabiskan sedikitnya 5 kg jengkol untuk dijadikan menu semur jengkol dan rendang jengkol yang memang paling banyak diminati pelanggannya.

Di sisi lain, semakin tingginya minat masyarakat mengonsumsi jengkol telah mengerek harga jual jengkol saat ini. Di Medan misalnya, jengkol kini dipatok Rp50.000 hingga Rp60.000 per kg. Hampir tiga kali lipat dari harga jual daging ayam yang dipatok Rp22.000 per kg. Dalam keadaan normal, jengkol dipatok Rp30.000 per kg.

Menu rakyat, harga konglomerat. Kira-kira seperti itulah ungkapan yang tepat melihat harga jengkol yang mahal itu, mengingat harganya yang tinggi.

Mahalnya harga jengkol yang terjadi saat ini bukan tanpa alasan. Pedagang jengkol di pasaran Medan mengaku, dalam beberapa bulan terakhir, pasokan jengkol sangat minim. Bahkan, pedagang harus berebut untuk memperoleh pasokan dari para pengepul yang saat ini melepas jengkol pada kisaran harga Rp40.000 hingga Rp45.000 per kg.

Dalam keadaan normal, pedagang biasanya memasok sekira 50 kg hingga 100 kg jengkol setiap hari. Namun, akibat kelangkaan yang terjadi beberapa bulan belakangan, sebagian besar pedagang hanya bisa memasok paling banyak 50% dibanding angka normal. "Itupun kalau kita beruntung. Kadang hanya dapat 10 kg," kata Karolina br Simbolon, seorang pedagang di Pasar Sukaramai.

Pedagang pun terpaksa harus bersaing dengan pedagang lain untuk mendapat pasokan. Bahkan, pukul 01.00 dini hari, pedagang harus berebut jengkol di seputaran Jalan Sei Kera, Jalan Veteran, Jalan Seram yang merupakan pusat distribusi jengkol dan sayuran lainnya. Tiga lokasi ini merupakan satu kawasan yang biasa dikenal pedagang di Medan sebagai Pasar Pagi, tempat transaksi pedagang kecil dan pengepul sayuran, rempah-rempah dan buah, termasuk jengkol. Pasar ini beroperasi mulai tengah malam hingga pukul 08.00 pagi. 

Seorang pengepul di sana, Wahyudi mengatakan, sebagian besar jengkol di Medan, dipasok dari Pekanbaru, Padang, Tarutung, Sidikalang, Siantar dan sejumlah daerah lainnya. "Saat ini memang jengkol lagi kosong, belum masuk masa panen," katanya.

Dia mengatakan, pihaknya sendiri harus menghabiskan waktu dua kali lebih banyak dari biasanya untuk memperoleh pasokan dari petani. Dalam sehari, pihaknya memasok sekira 20 goni jengkol, masing-masing berisi 60 kg. Harga jual dari petanipun meningkat karena kelangkaan tersebut.

Anehnya, meski harga jual cukup tinggi permintaan jengkol di pasaran tetap tinggi. Di Medan sendiri, konsumen harus datang lebih awal jika ingin membeli jengkol. "Biasanya, lewat dari jam 12.00 siang, jengkol sudah habis," kata Rosmalia, pedagang di Pusat Pasar.
(daniel pekuwali)

Sumber Artikel : http://www.medanbisnisdaily.com/


Minggu, 14 Apr 2013 11:20 WIB
Rahasia Dapur

Tips Menghilangkan Bau Jengkol


Medan Bisnis - Untuk menghilangkan (atau setidak-tidaknya mengurangi) efek bau yang ditimbulkan jengkol, maka langkah praktis yang bisa Anda lakukan adalah merendam jengkol dalam waktu yang lama sebelum mengolahnya bersama bahan makanan lainnya.
Dengan merendam jengkol maka zat-zat yang menyebabkan jengkol berbau akan berkurang sebab telah larut di dalam air rendaman.

Durasi merendam jengkol paling baik adalah 24 jam atau sehari penuh. Dalam merendam jengkol Anda tak perlu menggunakan air hangat. Malah dianjurkan merendam dengan air es sebab semakin dingin suhu air rendaman, akan membantu pelepasan zat penyebab bau pada jengkol. 
Dalam proses perendaman ini, Anda juga tak perlu menambahkan bumbu atau garam pada air rendaman sebab tidak akan memiliki efek pada jengkol karena masih tertutupi kulit yang tebal.
Setelah proses merendam biji jengkol selesai, langkah selanjutnya adalah proses perebusan. Durasinya tergantung pada tingkat kelunakan jengkol yang Anda inginkan. Anda bisa menceknya langsung pada saat merebus.

Jika diperkirakan, waktu untuk merebus jengkol sekitar sejam sampai satu setengah jam. Proses merebus ini, selain menghilangkan bau jengkol, juga untuk melunakkan biji sebelum diolah lebih lanjut bersama bahan makanan lainnya.
(Pengirim :Doni P Nababan)

Sumber Artikel : http://www.medanbisnisdaily.com/


Rabu, 06 Feb 2013 08:19 WIB

Ternyata, Jengkol Efektif Halau Hama Burung


MedanBisnis – Medan. Jengkol tidak hanya nikmat untuk dimakan namun juga sangat efektif untuk menghalau burung yang kerap mengganggu petani padi khususnya di saat usia tanaman memasuki masa panen. Aroma jengkol sudah terbukti dapat mengusir burung yang akan memakan bulir padi.
Peneliti dari Balai Besar Pengamatan Organisme Pengganggu Tanaman, Yadi, mengatakan, burung merupakan salah satu hama pengganggu yang bisa membuat petani mengalami kerugian jika bulir padinya diserang. Biasanya, untuk menghalau burung, petani menggunakan orang-orangan di tengah sawah. Namun, tidak begitu efektif karena harus ditunggui ataupun digerakkan.

Cara lain yang untuk menghalau burung, petani menggunakan tali-tali yang melintang di atas pertanaman padi yang terus digerak-gerakkan khususnya ketika burung berdatangan.

"Tapi sama saja, burung akan terus datang kalau tidak ditunggui," tambahnya kepada MedanBisnis, Selasa (5/2).
Sementara itu, penggunaan jengkol untuk menghalau hama burung masih sangat jarang dilakukan. Hal tersebut dikarenakan belum banyak yang mengetahui bahwa jengkol memiliki manfaat dari sekedar dinikmati sebagai makanan. 

Untuk memanfaatkan jengkol sebagai penghalau hama burung, sangat mudah. Caranya dengan merendam 2 kg jengkol, tanpa perlu dikupas, ke dalam 10 liter air selama 2 hari 2 malam. Air rendaman jengkol tersebut kemudian dimasukkan ke dalam botol air mineral. "Cukup separuh botol saja diisi," katanya.

Setiap botol yang berisi cairan rendaman di bagian yang paling atas, diberi lubang agar aroma jengkol bisa menyebar. Untuk lahan seluas satu hektare, paling tidak diperlukan sebanyak 20 botol. "Aroma jengkol itu yang membuat burung tidak akan menyerang," katanya.
(dewantoro)

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar tidak mengandung sara dan konflik etnis