Senin, 10 Juni 2013

Posted by Unknown
No comments | 23.41.00

REUTERS/Suhaib Salem
SENIN, 10 JUNI 2013 | 09:47 WIB

Ribuan TKI Mengamuk, Konsulat RI di Jeddah Dibakar


TEMPO.CO, Jeddah - Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah, Arab Saudi, dibakar ribuan tenaga kerja Indonesia, Minggu, 9 Juni 2013 waktu setempat. Aksi pembakaran ini dilakukan massa yang ingin status kerja mereka di Arab dikoreksi menjadi legal.


Beberapa orang dilaporkan terluka akibat kericuhan yang terjadi sejak Sabtu lalu ini. Namun, hingga saat ini aparat keamanan belum bisa memberikan data detil mengenai jumlah korban. "Kami masih mengecek berapa banyak korban," ujar Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansyur, kepada Arab News, Minggu, 9 Juni 2013.

Polisi dengan senjata lengkap masih berjaga di sekitar lokasi kerusuhan. Jalur-jalur menuju kantor konsulat ditutup. Api masih menyala dari gedung itu hingga pukul 21.00 waktu setempat. 

Pembakaran dilakukan usai massa yang tak puas dengan status ilegal mereka sebagai pekerja di Arab. Massa sempat melakukan pelemparan batu sebelum membakar kantor konsulat. 

Kemarahan massa semakin menjadi sebab sehari sebelumnya terjadi tindak kekerasan dari aparat terhadap pekerja yang berdemo untuk hal yang sama. "Kemarin (Sabtu) saya terluka karena pihak konsulat tak tahu bagaimana cara menangani massa," ujar salah seorang pekerja Indonesia yang tak bersedia dikutip namanya. Setidaknya, tiga wanita dilaporkan pingsan dan terluka akibat aksi yang terjadi mulai Sabtu lalu.

Para pekerja ini khawatir, dengan status mereka yang ilegal, hukuman denda dan pidana oleh pihak kerajaan hanya tinggal menunggu waktu. Pihak Arab Saudi masih memberi toleransi hingga 3 Juli 2013 sebelum bertindak tegas pada para pekerja ilegal ini. Mereka yang tak punya dokumen resmi diancam hukuman dua tahun penjara dan denda sebanyak 100 ribu riyal.

ARABNEWS | ANDI PERDANA

Sumber Berita : http://www.tempo.co/


Kronologi Kebakaran Konsulat Jenderal RI di Jeddah  
Sejumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Jeddah, Arab Saudi, masuk ke ruang tunggu Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (4/5). Kementerian Kesehatan mencatat ada 2.352 orang TKI bermasalah yang dipulangkan dengan Kapal Motor Labobar, terdiri dari 2.163 orang dewasa, 123 orang diantaranya ibu hamil, 93 anak-anak, dan 96 bayi. Para TKI tersebut dipulangkan karena melebihi masa tinggal (overstay) di Arab Saudi. Tempo/Tony Hartawan

SENIN, 10 JUNI 2013 | 11:08 WIB

Kronologi Kebakaran Konsulat Jenderal RI di Jeddah 


TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah Manysur, menuturkan kronologi kebakaran di depan Konsulat Jenderal RI di Jeddah. Awalnya, kata Gatot, kantor Konsulat melayani warga negara Indonesia atau tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Arab Saudi.

Loket dibuka seperti biasa, yakni pukul 5 sore. Jam loket biasanya memang dibuka sore. Mengingat cuaca di Arab Saudi akhir-akhir ini cukup panas, sehingga jam buka loket harus digeser ke sore hingga malam. 

Kemudian, entah dari mana, ada isu yang berkembang bahwa pelayanan pemutihan akan berakhir pada hari Minggu, 9 Juni 2013. Kontan, para warga Indonesia yang mengantre ini pun panik. "Terjadilah chaos, mereka mulai anarkistis," kata Gatot saat dihubungi Tempo, Senin, 10 Juni 2013.

Massa yang diduga terdiri dari ribuan orang tersebut seketika ingin menerobos gerbang Konsulat. Merka ingin menyerbu loket agar segera dilayani. Tapi upaya mereka dihalangi petugas yang mengamankan gedung Konsulat. Aksi dorong-dorongan antara petugas dan warga negara Indonesia pun tidak bisa dihindari.

Upaya massa menerobos tidak berhasil karena petugas mampu menghalau mereka. Ditengarai tak puas, kata Gatot, massa pun mulai membakar plastik-plastik di depan Konsulat Jenderal RI di Jeddah itu. "Kejadian bakar-bakar itu magrib," kata Gatot. 

Karena plastik yang dibakar, maka asap yang mengepul berwarna hitam. Kepulan asap ini terlihat jelas dalam video berjudul "Konsulat Jenderal RI Jeddah Dibakar TKI", yang diunggah di YouTube hari ini.

Gatot yang sedang berada di Jeddah mengaku terus memantau kejadian tersebut. Ia kemudian melaporkan peristiwa itu kepada Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. Kata Marty, Gatot harus tetap fokus pada pelayanan. "Ya, pokoknya lakukanlah semaksimal mungkin, beri pelayanan maksimal," kata Gatot menirukan Marty. 

Akhirnya, meski massa masih mengamuk di luar Konsulat, loket pelayanan tetap dibuka. "Sampai jam 3 pagi," katanya. 

Ia sendiri sadar bahwa kejadian tadi tidak bisa dihindari, mengingat ada ribuan warga, bahkan puluhan ribu yang menginginkan pelayanan pemutihan tersebut. Tapi, meski puluhan loket sudah dibuka Konsulat, tetap saja masih ada warga yang belum terlayani. "Kurang sabar saja," katanya.

Saat ini, kata Gatot, situasi sudah tenang. "Sudah terkendali," katanya. 

FEBRIANA FIRDAUS

Sumber Berita : http://www.tempo.co/

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar tidak mengandung sara dan konflik etnis