Minggu, 02 Juni 2013

Posted by Unknown
No comments | 16.17.00

Sultan HB IX Dinilai Jadi Rujukan Pemimpin 2014

MINGGU, 02 JUNI 2013 | 12:35 WIB

Sultan HB IX Dinilai Jadi Rujukan Pemimpin 2014
TEMPO.CO, Yogyakarta - Mantan wartawan Antara yang kini aktif di kegiatan sosial sebagai Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa, Parni Hadi, menilai Indonesia membutuhkan genre kepemimpinan baru. Kepemimpinan baru itu adalah kepemimpinan kenabian/kerasulan alias kepemimpinan profetik (prophetic leadership).

Pemimpin yang dimaksud itu mampu memadukan kemampuan profesional dan dan spiritualitas yang menghasilkan kepemimpinan yang efektif. "Salah satu tokoh rujukannya itu Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Beliau raja dan pejuang," kata Parni Hadi dalam peluncuran buku berjudul Hamengku Buwono IX Inspiring Prophetic Leader, di Pagelaran Keraton Yogyakarta, Sabtu, 1 Juni 2013 malam.

Sebagai relawan sosial, kata Parni, dia terpanggil untuk ikut mencari, menemukan, dan melahirkan calon-calon pemimpin dalam Pemilu 2014. Pemimpin yang dicari adalah seorang negarawan, berjiwa relawan, mengabdi tanpa pamrih, mengayomi semua orang yang menyukai dan menentangnya, tidak transaksional, seorang pembaharu, pejuang, pengambil keputusan yang tegas, tidak suka mengumbar janji, tapi sekali bicara ditepati.

"Makanya siapa yang mau nyalon, berkacalah pada nilai-nilai yang dimiliki HB IX. Beliau menjadi role model, rujukan," kata Parni.

Buku terbitan Ikatan Relawan Sosial Indonesia (IRSI) itu diedit oleh Parni Hadi dan Nasyith Majidi. Buku tersebut berisi kumpulan tulisan dari 33 orang penulis. Mereka menulis tentang kepemimpinan HB IX. Para penulis itu antara lain Jusuf Kalla, Sultan Hamengku Buwono X, Ahmad Syafi'I Ma'arif, Frans Magnis Suseno, Jakob Oetama, Sri Edi Swasono, juga Agum Gumelar. "Saya gelisah, cinta, dan merindukan beliau (HB IX)," kata Parni.

Gubernur DIY HB X mengingatkan bahwa seringkali masyarakat mendapat suguhan cerita sejarah yang dibuat dramatis dan heroik. Bahkan, ada tokoh yang dimitoskan sebagai sosok yang agung dan sakti mandraguna. "Berbeda dengan historiografi ini yang harus ada verifikasi untuk mendudukkan persoalan secara proporsional dari sisi sejarah," kata Sultan.

Syafi'i yang hadir malam itu juga melihat HB IX sebagai sosok pemimpin yang santun. Saat HB IX menjabat sebagai wakil presiden mendampingi Soeharto, dia menduga HB IX mengetahui bentuk-bentuk penyimpangan pemimpin waktu itu. "Tapi beliau menjaga. Karena yang dipentingkan beliau adalah persatuan, perpaduan, dan menjaga jangan sampai retak," kata Syafi'i.

Sementara itu, sejarawan Universitas Gadjah Mada (UGM) Djoko Suryo mengklaim ada tiga orang besar yang disebutnya sebagai The Great Man. Mereka adalah Sultan Agung Hanyokrokusumo, Sultan HB I, kemudian Sultan HB IX. "Mereka adalah inspirasi bagi generasi muda," kata Djoko Suryo.
PITO AGUSTIN RUDIANA

Sumber Berita  : http://www.tempo.co/

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar tidak mengandung sara dan konflik etnis